Pendosawalan Kalinyamatan Jepara

20 Agustus 2025

(1) Tiga Amalan yang Tak Pernah Putus Pahalanya : Keajaiban Sedekah Jariyah




Di antara berbagai ibadah dalam Islam, ada amalan-amalan istimewa yang pahalanya terus mengalir, bahkan setelah pelakunya meninggal dunia. Rasulullah SAW bersabda:
إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلا مِنْ ثَلاثٍ : صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ 
"Jika seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah seluruh amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya." (HR. Muslim)


Apa Itu Sedekah Jariyah?
Secara bahasa, sedekah berarti pemberian sukarela, sementara jariah berarti mengalir atau terus-menerus. Jadi, sedekah jariah adalah sedekah yang manfaatnya tidak habis sekali pakai, melainkan terus mengalir seiring berjalannya waktu. Intinya, sedekah ini memberikan manfaat berkelanjutan bagi orang lain, sehingga pahala yang didapat pun terus mengalir bagi pemberinya.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:

مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ

"Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki." (QS. Al-Baqarah: 261)

Ayat ini menggambarkan bagaimana sebuah kebaikan kecil dapat berkembang biak menjadi pahala yang berlipat ganda, dan sedekah jariah adalah salah satu bentuknya yang paling nyata.
Selain ayat  di atas, banyak hadis yang menganjurkan sedekah jariah. Salah satunya riwayat dari Abu Hurairah RA, di mana Rasulullah SAW bersabda: 

إن مما يلحق المؤمن من عمله وحسناته بعد موته: علماً علّمه ونشره، وولداً صالحاً تركه، ومصحفاً ورثه، أو مسجداً بناه، أو بيتاً لابن السبيل بناه، أو نهراً أجراه، أو صدقة أخرجها من ماله في صحته وحياته، تلحقه بعد موته.

"Sesungguhnya di antara kebaikan-kebaikan yang akan terus mengikuti seorang mukmin setelah kematiannya adalah ilmu yang ia ajarkan dan sebarkan, anak saleh yang ia tinggalkan, mushaf Al-Qur'an yang ia wariskan, masjid yang ia bangun, rumah untuk ibnu sabil yang ia bangun, sungai yang ia alirkan (untuk kepentingan umum), atau sedekah yang ia keluarkan dari hartanya saat ia sehat dan masih hidup." (HR. Ibnu Majah)

Contoh klasik dari sedekah jariah adalah membangun masjid, menggali sumur, atau mewakafkan tanah untuk kepentingan umum. Semua ini adalah proyek jangka panjang yang manfaatnya dirasakan oleh banyak orang selama bertahun-tahun, bahkan berabad-abad.
Di zaman modern ini, konsep sedekah jariyah semakin luas dan beragam, diantaranya:

Membangun fasilitas umum: Mulai dari membangun sekolah, rumah sakit, jembatan, hingga toilet umum.

Mencetak atau mendistribusikan Al-Qur'an: Setiap kali ada orang yang membaca Al-Qur'an dari mushaf yang Anda wakafkan, pahalanya akan mengalir.

Wakaf uang: Memberikan wakaf berupa uang tunai yang dikelola secara profesional untuk menghasilkan keuntungan. Keuntungan ini kemudian digunakan untuk membiayai program sosial, pendidikan, atau kesehatan yang berkelanjutan.

Mendukung program edukasi: Menyumbang untuk pembangunan perpustakaan, beasiswa bagi pelajar kurang mampu, atau membeli buku-buku untuk perpustakaan umum.

Para ulama sepakat bahwa sedekah jariyah adalah amalan yang sangat dianjurkan. Imam Nawawi, dalam syarahnya terhadap hadis di atas, menjelaskan bahwa sedekah jariyah adalah wakaf. Wakaf adalah menahan pokok harta dan menyalurkan hasilnya di jalan Allah, seperti wakaf tanah untuk membangun masjid atau sekolah, yang akan terus memberikan manfaatnya.
Ibnu Qudamah, dalam kitab Al-Mughni, juga menyebutkan bahwa wakaf adalah sedekah jariyah terbaik karena manfaatnya terus-menerus.

Kesimpulan

Sedekah jariah adalah investasi akhirat yang paling menjanjikan. Dengan berwakaf atau menyumbang untuk proyek-proyek berkelanjutan, kita tidak hanya membantu orang lain di dunia ini, tetapi juga menyiapkan tabungan pahala yang terus mengalir bahkan setelah kita tiada. Ini adalah kesempatan emas untuk memastikan buku catatan amal kita tidak pernah terputus.

"Jangan biarkan kematian menghentikan aliran pahalamu. Bangunlah sumur kebaikan, maka airnya akan terus membasahi kuburmu."


Share:

Postingan Populer