Pendosawalan Kalinyamatan Jepara

19 Agustus 2025

Mendahulukan Adab Sebelum Ilmu: Pondasi Penting dalam Menuntut Ilmu




Dalam perjalanan menuntut ilmu, seringkali kita terjebak dalam perlombaan untuk mengumpulkan sebanyak-banyaknya informasi dan teori. Namun, dalam tradisi Islam, ada satu prinsip fundamental yang sering ditekankan oleh para ulama: mendahulukan adab sebelum ilmu. Prinsip ini mengajarkan bahwa akhlak dan etika adalah pondasi yang harus dibangun terlebih dahulu sebelum seseorang mulai mempelajari ilmu.


Definisi Adab dan Ilmu

  • Ilmu adalah pengetahuan atau pemahaman terhadap sesuatu, yang didapatkan melalui proses belajar, penelitian, dan pengalaman. Ilmu bisa berupa teori-teori, fakta, atau keterampilan yang bermanfaat. Dalam Islam, ilmu yang paling mulia adalah ilmu agama yang bersumber dari Al-Qur'an dan As-Sunnah.

  • Adab adalah akhlak, etika, dan tata krama yang baik. Adab mencakup cara seseorang bersikap, berbicara, dan berinteraksi dengan orang lain, terutama dengan guru dan sesama penuntut ilmu. Adab juga berkaitan dengan sikap rendah hati, hormat, dan ketulusan dalam mencari kebenaran.

Secara sederhana, ilmu adalah apa yang kita ketahui, sedangkan adab adalah bagaimana kita bersikap terhadap apa yang kita ketahui dan kepada siapa kita belajar.


Mengapa Adab Lebih Didahulukan?

Mendahulukan adab daripada ilmu bukan berarti ilmu itu tidak penting. Sebaliknya, adab adalah kunci untuk mendapatkan ilmu yang berkah dan bermanfaat. Berikut adalah beberapa alasan mengapa prinsip ini sangat ditekankan:

  1. Ilmu Tanpa Adab Bagaikan Pohon Tanpa Buah: Seorang yang berilmu tinggi namun tidak memiliki adab akan sulit mengamalkan ilmunya. Ilmu yang ia miliki tidak akan memberikan manfaat bagi dirinya maupun orang lain. Bahkan, bisa jadi ilmunya justru menjadi bumerang yang menjerumuskan dirinya pada kesombongan dan keangkuhan.

  2. Adab Menjaga Keberkahan Ilmu: Para ulama terdahulu meyakini bahwa keberkahan ilmu tidak akan didapatkan jika seorang penuntut ilmu bersikap kurang ajar atau sombong terhadap gurunya. Dengan adab yang baik, ilmu yang didapatkan akan lebih mudah melekat, dipahami, dan diamalkan. Imam Malik bin Anas, salah satu ulama besar, pernah berkata, "Pelajarilah adab sebelum engkau mempelajari ilmu."

  3. Adab Sebagai Pengendali Ilmu: Ilmu bisa menjadi pedang bermata dua. Jika tidak disertai adab, ilmu bisa digunakan untuk hal-hal yang merusak, seperti menipu, merendahkan orang lain, atau menyebarkan kebencian. Adab berfungsi sebagai pengendali yang memastikan ilmu digunakan untuk kebaikan, bukan untuk keburukan.

Banyak kisah yang menunjukkan bagaimana para tokoh Islam mencontohkan pentingnya adab dalam menuntut ilmu:

  • Para Sahabat dan Rasulullah SAW: Para sahabat Nabi Muhammad SAW sangat mengedepankan adab saat berinteraksi dengan beliau. Mereka duduk dengan tenang, mendengarkan dengan seksama, dan tidak memotong pembicaraan. Mereka tidak hanya belajar tentang syariat, tetapi juga meneladani akhlak mulia beliau.

  • Imam Malik dan Muridnya: Imam Malik adalah salah satu ulama paling beradab. Ketika beliau mengajarkan hadits Rasulullah SAW, beliau berwudhu terlebih dahulu, memakai pakaian terbaik, dan duduk dengan khusyuk. Beliau sangat menghormati hadits Nabi. Ketika muridnya, Abdullah bin Wahb, bertanya tentang sebuah hadits, Imam Malik menjawab, "Belajarlah adabku sebelum engkau belajar ilmuku."

  • Sufyan Ats-Tsauri: Sufyan Ats-Tsauri adalah seorang ulama yang terkenal dengan kezuhudannya. Beliau berkata, "Dahulu para ulama tidak berani meriwayatkan hadits sebelum mereka mengamalkannya. Mereka berpendapat bahwa adab itu lebih penting daripada ilmu."

  • Ibnul Qayyim Al-Jauziyah: Dalam kitabnya, beliau menukil perkataan seorang ulama: "Barangsiapa yang meninggalkan adab, maka ia tidak akan mendapatkan ilmu. Karena ilmu itu adalah suatu cahaya yang Allah letakkan di dalam hati seorang yang beradab."

Kesimpulan

Mendahulukan adab sebelum ilmu adalah sebuah prinsip yang tidak lekang oleh waktu. Ilmu tanpa adab bagaikan tubuh tanpa ruh. Ilmu yang bermanfaat tidak hanya diukur dari banyaknya teori yang dihafal, tetapi juga dari keberkahan dan kebaikan yang dihasilkannya. Seorang penuntut ilmu sejati akan fokus pada pembentukan karakter dan akhlaknya terlebih dahulu, karena ia tahu bahwa dengan adab yang mulia, ia akan lebih mudah mendapatkan ilmu yang berkah dan bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.

Share:

Postingan Populer