![]() |
Masa Kecil dan Pendidikan
Kelahiran dan Asal-usul: Imam Malik dilahirkan di Madinah pada tahun 93 Hijriah (sekitar 712 Masehi). Tanggal lahir ini juga bertepatan dengan tahun wafatnya Anas bin Malik, pembantu Rasulullah SAW. Nama lengkap beliau adalah Abu Abdillah Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir bin Amr bin Al-Harits bin Ghaiman bin Jutsail bin Amr bin Al-Harits Dzi Ashbah. Nasab beliau bertemu dengan Himyar, kabilah dari Yaman.
Lingkungan Keilmuan di Madinah: Imam Malik tumbuh di tengah lingkungan yang sangat kondusif untuk menuntut ilmu. Madinah pada masa itu adalah pusat ilmu pengetahuan dan sumber utama Sunnah Rasulullah SAW, dengan kehadiran banyak ulama besar dari kalangan Tabi'in dan Tabi'ut Tabi'in. Keluarga beliau juga dikenal sebagai ahli hadis. Kakek beliau, Abu Amir, adalah seorang sahabat mulia, dan ayahnya juga seorang ahli hadis terkemuka.
Ketekunan Belajar: Sejak usia muda, Imam Malik sudah menunjukkan kecerdasan dan ketertarikan yang mendalam pada ilmu agama, terutama hadis. Beliau menghafal Al-Qur'an secara sempurna di usia belia. Beliau tidak pernah meninggalkan Madinah untuk mencari ilmu karena merasa kota tersebut sudah memiliki sumber ilmu yang berlimpah.
Guru-guru Penting: Imam Malik belajar dari sekitar 900 ulama, terdiri dari 300 Tabi'in dan 600 Tabi'ut Tabi'in. Di antara guru-guru beliau yang paling terkenal adalah:
Nafi' bin Abi Nafi': Murid dari Abdullah bin Umar, salah satu sahabat Nabi SAW. Nafi' adalah perawi hadis utama yang sanadnya dikenal sangat kuat.
Ibnu Syihab Az-Zuhri: Salah satu ulama besar di zamannya dalam bidang hadis.
Rabi'ah Ar-Ra'yi: Salah satu ahli ra'yi (rasio) terkemuka di Madinah.
Imam Malik tidak hanya menguasai hadis, tetapi juga mendalami ilmu fiqih, fatwa-fatwa para sahabat, dan ilmu ahli ra'yu. Beliau dikenal sangat berhati-hati dalam menerima dan meriwayatkan hadis. Diceritakan bahwa beliau tidak akan menyampaikan atau mengajarkan hadis Nabi sebelum bersuci (berwudu atau mandi), memakai wangi-wangian, dan mengenakan pakaian bersih.
Kontribusi dan Karya-karya
Imam Malik memiliki kontribusi yang sangat signifikan dalam pengembangan ilmu hadis dan fiqih, yang menjadikannya salah satu pilar utama dalam pemikiran Islam.
Kontribusi Utama:
Pendiri Mazhab Maliki: Beliau mendirikan salah satu mazhab fiqih terbesar dalam Islam, Mazhab Maliki. Mazhab ini sangat berpegang teguh pada Al-Qur'an, Sunnah Nabi, Amal Ahlul Madinah (praktik dan konsensus penduduk Madinah), fatwa sahabat, qiyas, dan maslahah mursalah (kemaslahatan umum yang tidak ada dalil khusus yang melarangnya).
Pakar Hadis dan Fiqih: Imam Malik diakui sebagai imam dalam ilmu hadis dan fiqih. Imam Syafi'i, salah satu muridnya, pernah mengatakan: "Apabila datang kepadamu Al-Hadits dari Imam Malik, maka pegang teguhlah olehmu, karena ia menjadi hujjah bagimu."
Pengkodifikasi Hadis Pertama: Beliau adalah orang pertama yang membukukan hadis dalam kitabnya, Al-Muwatta'. Ini adalah langkah monumental dalam menjaga dan melestarikan sunnah Nabi.
Karya-karya Monumental:
Kitab Al-Muwatta': Ini adalah karya paling terkenal dari Imam Malik. Kitab ini merupakan kompilasi hadis dan fiqih sekaligus. Dalam penyusunannya, Imam Malik menghabiskan waktu bertahun-tahun (ada yang menyebut 40 tahun), menyeleksi dari ribuan hadis yang beliau kumpulkan.
Isi Al-Muwatta': Kitab ini berisi hadis-hadis Nabi Muhammad SAW, fatwa-fatwa para sahabat, dan pendapat Imam Malik sendiri tentang berbagai masalah fiqih, yang banyak didasarkan pada praktik penduduk Madinah.
Keistimewaan: Al-Muwatta' dianggap sebagai salah satu kitab hadis paling sahih pada masanya dan menjadi rujukan utama bagi banyak ulama. Bahkan, Khalifah Harun Ar-Rasyid pernah ingin menggantungkan kitab ini di Ka'bah dan menganjurkan manusia untuk mengamalkannya, namun Imam Malik menolaknya.
Al-Mudawwanah al-Kubra: Meskipun kitab ini dikompilasi oleh murid-murid Imam Malik (terutama Sahnun), isinya merupakan rekaman pendapat dan fatwa Imam Malik dalam berbagai masalah hukum Islam. Kitab ini menjadi rujukan utama dalam mazhab Maliki setelah Al-Muwatta'.
Wafatnya Imam Malik
Imam Malik wafat pada usia 85 tahun di Madinah, tepatnya pada tanggal 14 Rabi'ul Awwal tahun 179 Hijriah (795 Masehi). Beliau dimakamkan di pemakaman Baqi', Madinah. Hingga akhir hayatnya, beliau senantiasa menjadi mercusuar ilmu di Madinah, meninggalkan warisan keilmuan yang tak ternilai bagi umat Islam.